Prasastri

"Sastriiiiiiiiiii!!!!" Teriakku seketila terbangun dari tidur.
Ada apa dengan Sastriku?
Sastri yang entah darimana datangnga, tapi dialah yang sudah selama 2 tahun ini menemaniku dalam dunia mimpi.

Aku sedang menunggu temanku, Aryo sang animator designer.
Kopi yang sedari tadi ku pesan di kafe ini baru sedikit ku cicipi. Sisanya, aku hanya menghabiskan lamunanku memikirkan Sastri.

Gadis cantik bermata hazel bulat, dengan bulumata yang lentik. Rambutnya yang sedikit pirang, dan wajahnya yang selalu terlihat ceria. Setidaknya begitu sebelum mimpiku semalam.

Malam itu, dimimpiku baru saja aku mau mengajaknya ke kota. Karena jujur saja, selama 2 tahun kenal dengannya, tak sekalipun kami berkencan keluar dari desanya. Alasannya karena ia takut dimarahi ibu dan ayahnya.
Nah, untuk itu. Aku sudah membawa mobil yang entah aku pinjam darimana. Karena aku tidak ingat membawanga dari mana.
Sastri dan aku mengisi perjalanan kami dengan penuh canda tawa. Sesekali dia bertanya apa istimewanya kota? Yang tentu saja aku bilang kemacetannya. Dan dia hanya tertawa riang.

Tiba melewati perbatasan desanya, aku melirik ke spion kanan. 2 orang pria bermotor menggunakan baju serba hitam tertutup, memegang senjata api jenis revolver. Aku yang tadinya masih tenang, seketika merasakan tercekam. Apalagi kedua pria mistrius itu terus membuntuti kami.

Kupacu kendaraanku dengan sentakan gas yang mengagetkan. Mengagetkan Sastri tentu saja. Tapi fokus utamaku saat ini adalah menghindar dari jangkauan pria misterius itu.
Aku gagal. Karena terburu-buru, dan di sentak dari arah kanan oleh mereka, aku membanting kemudiku kearah kiri. Yang akhirnya berakhir menabrak sebuah pohon besar. Kantung udara menggelembung begitu saja.
Sastri! Kemana mereka membawa Sastriku!! Sastri hilang. Aku terseok-seok mencarinya disekitar lokasi mobil kami yangg ringsek. Tapi aku tidak menemukan apapun. Tidak ada Sastri.

Pikiranku terus menerawang ke alam mimpiku. Hingga sebuah tepukan dipundak ku membuyarkannya.
"Hei, bro! Ada yang bisa aku bantu?" Ucap Aryo berbarengan dengan ia duduk dikursi tepat didepanku.
Lalu mengalirlah cerita-ceritaku tentang Sastri. Gadis misterius yang menemani mimpiku 2 tahun ini, yang juga hilang dengan misterius.

"Aku baru mendengar, orang bisa bermimpi berkelanjutan seperti seolah-olah hidup didunia nyata sepertimu.." Wajahnya terlihat bingung, sebelum ia melanjutkan omongannya.
"Lalu, apa yang bisa aku bantu?" Akhirnya, pertanyaan yang aku tunggu. Aku tak mau menghabiskan waktu, langsung saja aku cecar dia.
"Aku tau ini konyol. Tapi, aku mau kau mengsketsakan mimpi-mimpiku. Terbitkan menjadi sebuah novel ataupun komik atau apalah namanya. Asal ada sketsa wajahnya, lalu cerita-ceritaku." Cerocosku.
Kulihat Aryo akan menjawab permintaanku. Tapi terburu aku sela.
"Jangan pikirkan masalah keuntungan. Kau tau? Tujuanku bukan mencari untung. Tapi mencari Sastriku."
Ucapku.

Sejak saat itu, aku terus memantau sejauh mana perkembangan novel yang aku minta. Semua dibuat sesuai sketsa ku. Wajahnya terasa sangat mirip dengan Sastri dimimpiku. Aku jadi merindukannya.
Argghh! Kemana Sastri?!

Sebulan setelah penerbitan novelku, banyak sekali yang memposting komentar mereka di linimassa yang Aryo buat untuk memantau perkembangan pencarianku. Karena ini adalah upaya terakhirku, maka sisanya aku akan pasrah. Jika memang tidak menemukannya, anggap saja novel ini kenang-kenangan dari Sastri. Pikirku dengan helaan nafas berat.

Handphoneku bergetar ketika aku sedang mengemudi menuju kantorku.
Aryo. Yang langsung saja aku angkat telfon nya setelah menepikan mobilku.

"Ada apa? Ada kabar baru?" Tanpa basa-basi aku langsung menyergahnya begitu saja.
"Bisa kau ke kantorku? Aku tidak bisa menjelaskannya lewat telfon! Masalah ini benar-benar membuatku pusing! Sialan!" Lalu begitu saja sambungannya terputus.
Aryo terdengar frustasi, panik, suaranya terdengar seperti kereta yang menyambar. Begitu cepat. Ku lajukan lagi mobilku menuju kantornya segera.

BRAKKKKK! Suara pintu terbuka yang menabrak tembok mengiringi langkahku masuk keruangannya.
"Ahh. Untung kau datang segera..." Nampaknya dia benar-benar frustasi, sampai memijit keningnya begitu. Aku duduk di kursi depannya, kemudian ia meneruskan pembicaraannya.

"Tadi, ada seorang nenek datang kesini membawa cucu nya. Namanya Nenek Melany. Dia tahu dari keponakannya perihal novelmu."
Aku kesal, karena dia bertele-tele. Aku memberikan pelototan yang berarti 'Cepat katakan bagian pentingnya!' Yang akhirnya dia mengerti.

"Dia bilang, sketsa itu memiliki rupa yang sama dengan anaknya yang telah meninggal beberapa bulan lalu." Aku terpaku, sambil menunggu Aryo melanjutkannya.
"Cucunya yang dibawa kesini, adalah anak dari Sastrimu. Anaknya baru berumur 2 tahun. Ahh, nama lengkap Sastrimu adalah Prasastri Amelya Chandra."
Duarrr!!!! Seketika kepalaku seperti dihantam godam. Prasastei adalah Sastriku. Sastriku yang sudah meninggal, katanya!

Aku tidak bergeming sedikitpun setelah kata-kata aryo. Hingga aku sadari, aku ingin memastikannya langsung
"Apa ada bukti otentiknya?" Lalu Aryo mengeluarkan beberapa lembar kertas foto, yang ketika aku lihat, terasa bahwa inilah yang sebenarnya mimpi, bukan? Dan kumohon iya!
Dia Sastriku! Ini benar Sastri ku!

"Sabar, bro! Kau tidak perlu tergesa-gesa. Ibunya bilang dia akan menunggu kita."
Akhirnya Aryo memecah kegusaranku. Kami sedang menuju rumah Sastri. Aku tidak sabar. Aku ingin bertanya langsung.

Ya Tuhan! Kenapa tidak dari dulu saja aku mencarinya! Kenapa harus menunggu sampai seperti ini?!! Rutukku untukku sendiri.

Sastri meninggal karena depresi. Depresi karena dia dinodai oleh mantan pacarnya yang berengsek itu!! Alasannya hanya karena Sastri tidak mau menikah diusianya yang baru 22 tahun kala itu! Dia digunjingi tetangganya, sampai akhirnya depresi. Lalu mengakhirinya dengan cara menabrakkan mobil yang dia kendarai kesebuah pohon.
Anak yang dilahirkannya juga tak kalah menyedihkan. Dia terus bertanya padaku..
"Om, mama pergi ke buku ini ya?" Yang aku sendiri tidak bisa menjawabnya.

Saat itu juga, aku putuskan untuk mengadopsi anaknya yang bernama Zeefana. Dan aku bersumpah akan menarik si brengsek itu kepenjara!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel William Karya Risa Saraswati

Thing You Can't Hold It on

T text.