Pinocchio's Return
16 tahun sudah Pino, sang boneka kayu hidup menjadi manusia. Pino sekarang adalah seorang pelajar SMA. Sebelum berangkat sekolah, Gepetto sang ayah berpesan.
"Ingat, jangan melakukan hal ceroboh apapun, Pino. Kau masih membawa gen pohonmu, meskipun tubuhmu sudah sangat terlihat seperti manusia normal."
"Siap ayah. Pino ingat kok!" Ucapnya, lalu segera berangkat ke sekolah.
Meskipun sudah menjadi manusia, Pino masih membawa sifat pohon nya. Masih menghirup CO2. Bayangkan, jika Pino merokok. Maka, semua zat pembuangan dari rokok itu masuk kedalam organ-organnya. Tak ada yang terbuang sedikitpun, seperti manusia normal yang merokok.
Tidak ada yang mencurigakan pada awalnya. Pino selalu bisa melewati harinya dengan baik, tanpa masalah.
Hingga suatu hari...
"Ayah, Pino pulang." Seraya melangkah memasuki kamar.
Gepetto melirik jam sekilas. Pukul 1 dini hari. Pino baru pulang, dan masih memakai seragam yang kancingnya sudah tak tersimpul rapi.
"Dari mana saja, Pino? Sekolah ada lemburnya?" Seraya memijit keningnya.
"Ehm, habis ngerjain tugas, yah. Capek nih. Pino tidur dulu ya, yah?"
Tak lama, suara pintu kamar tertutup.
Di dalam kamar, Pino tersadar ketika hidungnya terasa sangat gatal.
"Ahhh! Sial! Hidungku!" Geramnya sambil mengusap-usap hidungnya hingga memerah.
Esok paginya, ketika ingin sarapan.
"Kenala hidungmu merah, Pino?" Tanya Gepetto yang sedang memperhatikan Pino dan hidungnya yang terlihat merah.
"Gatel banget, yah." Sembari terus menggaruk.
Sampai beberapa minggu kemudian, Pino selalu melakukan hal yang sama berulang kali. Merokok dan minum-minuman keras. Akhirnya Pino tumbang ketika ia baru pulang dari aktifitasnya seperti biasa.
Sekujur tubuhnya mulai kaku. Pino terus mengguman seperti orang yang kesakitan. Gepetto bingung, karena baru pertama kali melihat Pino seperti ini.
"Kenapa badanmu, nak?" Tanyanya lirih.
"Sakit yah, sakit banget. Ga bisa digerakin. Gatel. Arghhhh!!!"
Tapi hanya suara yang bisa ia keluarkan.
Lama kelamaan, badannya terlihat mulai berkerut. Menyerupai kulit pohon. Berwarna coklat tua, dengan guratan kulit epidermis yang khas.
Gepetto tidak bisa berkata apapun. Ia termenung, karena ini akan jadi hari terakhir Pino menjadi anaknya.
"Maafin Pino, yah. Pino melanggar. Pino terbawa pergaulan. Merokok. Minum-minuman keras. Pino juga berbohong.." Ucapnya dengan susah payah.
"Pino minta maaf. Pino sayang Ayah."
Itulah kalimat terakhirnya. Sebelum akhirnya ia berubah kembali menjadi boneka kayu. Selesai juga pula hidupnya sebagai manusia. Pino kembali menjadi Pinocchio. Yang hanya boneka kayu, berhidung panjang.
Cerita ini kembangan dari cerita Pinocchio yang berasal dari Itali. Diubah untuk kepentingan tugas.
Komentar
Posting Komentar